Jakarta- Kementerian Kebudayaan menyiapkan dokumentasi karya-karya musik Indonesia sebagai bagian dari upaya pelestarian karya seni dan budaya.
Dalam acara bertajuk “Tribute Musisi – Penyanyi Legendaris 1960an” di Gedung A Kementerian Kebudayaan, Jakarta, Selasa, Menteri Kebudayaan Fadli Zon menyampaikan bahwa pemerintah ingin mengarsipkan karya-karya musisi Indonesia dari masa ke masa.
Menurut dia, pendokumentasian karya musik Indonesia akan mencakup karya-karya musik yang dihadirkan dalam bentuk kaset maupun piringan hitam.
“Pengarsipan vinyl termasuk. Saya kira kita sedang mengerjakan juga semacam ensiklopedi untuk piringan hitam Indonesia, ensiklopedi kaset-kaset musik Indonesia, sehingga semuanya terekam, ada datanya, ada database-nya, karena itu jumlahnya juga ribuan, puluhan ribu bahkan,” katanya.
Selain mengarsipkan karya musik, Kementerian Kebudayaan ingin menampilkan kembali karya-karya para legenda dalam konser musisi lintas generasi yang memadukan musik-musik dari masa lalu sampai masa kini.
Menteri Kebudayaan mengemukakan bahwa para musisi dan penyanyi legendaris tahun 1960-an merupakan bagian penting dari sejarah musik Indonesia.
“Mereka tidak hanya menghibur, tapi juga menginspirasi jutaan orang di masa itu, bahkan hingga ke negara-negara tetangga. Lagu-lagu mereka adalah bagian dari memori kolektif kita,” katanya.
Oleh karena itu, Kementerian Kebudayaan mengadakan acara khusus untuk mengapresiasi musisi dan penyanyi era 60-an yang telah memberikan sumbangan bermakna bagi industri musik Tanah Air.
Kementerian Kebudayaan bersama Gerakan Estafet Kebudayaan Indonesia (GEK-IND) mengadakan acara “Tribute Musisi – Penyanyi Legendaris 1960an” untuk merayakan perjalanan legenda musik tahun 1960-an.
Penyanyi seperti Titiek Sandhora, Muchsin Alatas, Ernie Johan, dan Titi Hamzah tampil dalam acara tersebut, yang disiapkan sebagai langkah awal menuju ajang penghargaan yang lebih besar.